Presiden Prabowo gelar jamuan makan malam resmi pertama untuk menyambut tamu negara

Presiden Prabowo gelar jamuan makan malam resmi pertama untuk menyambut tamu negara

Presiden Indonesia Prabowo Subianto (kiri) berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy (kanan) sebelum menggelar pertemuan bilateral di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (20/10/2024).

Presiden Prabowo Subianto menggelar jamuan makan malam resmi pertamanya setelah dilantik sebagai Presiden Indonesia ke-8.

Dalam jamuan makan malam di Istana Negara, Minggu malam, Prabowo menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kehadiran para pemimpin negara sahabat pada pelantikan presiden sebelumnya di kompleks DPR Senayan.

“Kehadiran saudara-saudara di sini bukan hanya kehormatan bagi saya, tetapi juga bagi rakyat dan negara saya. Kenyataan bahwa saudara-saudara telah berupaya keras menempuh perjalanan jauh, meninggalkan tugas-tugas politik dan pemerintahan yang penting untuk meluangkan waktu bersama kami sungguh sangat menyentuh dan mengharukan bagi kami,” kata Prabowo dalam sambutannya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sebagai negara yang baru saja mengalami demokrasi konstitusional, Indonesia masih perlu banyak belajar untuk mewujudkan demokrasi yang ideal.

“Maka sekali lagi, atas nama rakyat Indonesia dan saya pribadi, mohon terimalah penghargaan yang sebesar-besarnya dan jaminan saya yang setinggi-tingginya bahwa kita menjunjung tinggi hubungan Indonesia dengan semua negara yang terwakili di sini,” imbuhnya.

“Kita ingin terus melanjutkan hubungan dan persahabatan ini. Indonesia ingin menjadi tetangga terbaik, mitra terbaik, untuk bekerja sama demi kebaikan bersama, perdamaian bersama, kesejahteraan bersama,” pungkas Prabowo.

Prabowo kemudian memimpin prosesi bersulang bersama para pemimpin negara yang hadir, antara lain Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, dan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong.

Turut hadir dalam jamuan makan malam tersebut adalah Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Wakil Perdana Menteri Qatar Khalid bin Mohamed Al-Attiyah, Menteri Toleransi dan Koeksistensi UEA Sheikh Nahyan Mabarak Al Nahyan, Perwakilan AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Linda Thomas-Greenfield serta Wakil Perdana Menteri Pertama Rusia Denis Manturov.